Ini bukan cerpen bukan pula puisi ataupun
syair, ini hanya goresan pena tentang sebuah bisikan hatiku yang menyimpan banyak
misteri.
Hati... ? hmm sebenarnya dimana letak hati yang
sesungguhnya? Maksudku sesuatu yang disebut hati yang orang bilang menyimpan
sebuah asa yang disebut dengan “perasaan”. Sesuatu aneh yang bahkan tak pernah
terlihat oleh kasat mata hanya saja entah kenapa aku dapat merasakan sesuatu
didalam dada. Kadang dadaku terasa sesak bahkan serasa ada dentuman keras yang
membuatnya begitu sakit serasa tersayat belati. Kadang pula ada hal aneh yang
disebut dengan kata “bahagia” menyelimutinya.
Entahlah! hanya Tuhan yang tahu tentang hal misteri itu.
Akhir-akhir ini ada sesuatu yang merasa membuat
dadaku terasa berat, sesak bahkan kadang sakit yang menggerogoti. Sakit hingga
sulit untuk menjelaskannya. Aku tidak ingin bercerita banyak tentang “dia”
seseorang yang menjadi alasan kegalauan hatiku saat ini. Aku rasa tidak penting
untuk menceritakannya disini. Namun aku
hanya ingin membuat tulisan tentang sejauh mana pikiranku saat ini mengembara. Pikiranku
yang bisa dibilang sangat “rumit”.
Aku
bukan tipe orang yang mudah jatuh hati dengan seseorang atau bahkan rela
minum racun ketika patah hati. Namun ketika hati ini telah terikat pada
seseorang terlalu sulit untuk melepaskannya. Memang sesuatu yang disebut
“cinta” merupakan sesuatu yang penting dalam hidup namun itu bukan satu-satunya
alasan untuk terlalu mendewakan cinta pada manusia diatas cinta kepada Tuhan. Ketika
seseorang yang berarti pergi maka, biarkanlah dia pergi. lagi pula meratapi kepergian seseorang
bukanlah sesuatu yang membanggakan. Meski ada rasa sakit yang membunuh dalam
dada namun aku yakin perlahan-lahan Tuhan akan menghapus luka itu dengan cara-Nya
jika kita mau bersabar.
Satu bulan, tidak, bahkan lebih dari itu.! Aku sudah
cukup diam ketika ia selalu tiba-tiba menghilang dan tiba-tiba datang kembali
tanpa ada perasaan berdosa. Kenapa dia selalu datang dan pergi sesuka hatinya? Apakah
dia tidak pernah menyadari bahwa dia telah membuat seseorang menunggu? Mungkin aku
harus berhenti menunggu sekarang dan melangkah pergi. Aku pikir melupakan dia
bukanlah ide yang bagus lebih tepatnya adalah melupakan “perasaan” karena yang
terpenting ketika sebuah “perasaan” itu telah pergi aku tidak akan merasa sakit
lagi meski bila suatu saat aku bertemu dengannya lagi.
Langkah kakiku menuju kantor hari ini nampak
sedikit berat sama beratnya seperti hari-hari lalu masih dalam minggu ini
tentunya. Entah kenapa rasanya aku tidak punya semangat menjalani hari demi hari.
Selain karena “dia” alasan lain yang membuatku sedikit frustasi adalah rasa
jenuh yang sudah menggebu. Bukan berarti aku tak menyukai pekerjaanku dikantor
hanya saja aku ingin mengganti suasana. Tinggal dikota yang baru, pekerjaan
baru, rekan kerja baru tempat tinggal baru, juga membuka hati yang baru.
Kadang kita harus meninggalkan masa lalu kita
dibelakang dan terus berjalan kedepan. Aku ingin melupaka semua sesuatu yang
menyakitkan dibelakang dan terus berjalan lurus kedepan. Karena daun yang telah
gugur tidak akan kembali ketangkainya lagi.
0 komentar:
Posting Komentar